Harga daging sapi yang masih tinggi di level Rp 95.000 per kilogram membuat pedagang membatasi stok penjualannya. Pedagang beranggapan naiknya tingginya harga daging sapi disebabkan oleh pasokan yang tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan pasar yang ada.
Salah satu pedagang sapi di Pasar Palmerah, Jakarta Selatan, Arifin (45) mengatakan bahwa tinggi harga daging sapi sudah berlangsung sejak tahun baru. "Belum ada perubahan harga sejak tahun baru lalu, apalagi sudah sebulan ini dari pusat pemotongan sapi terus melonjak harganya," ujarnya saat dihubungi merdeka.com, Jakarta, Minggu (21/4).
Menurutnya, dengan tidak adanya perubahan harga daging sapi ini membuat pihaknya harus mengurangi stok daging sapinya di kiosnya. "Biasanya satu potong sapi utuh sekarang palingan cuma setengah kadang-kadang itu juga tidak habis," ungkapnya.
Arifin berharap, janji pemerintah untuk menurunkan harga daging sapi cepat terlaksana. "Pemerintah bilang mau menurunkan harga daging sapi, tapi nyatanya belum juga sampai April ini. Seharusnya kan normalnya harga daging yang saya jual kisaran Rp 70.000-85.000 per kilogramnya," ujarnya.
Pasalnya, jika harga daging terus tinggi, maka omset penjualan yang didapatnya akan terus tergerus. "Ya mudah-mudahan cepat turun harga dagingnya biar pembeli tidak banyak yang kabur. Omset kami juga sangat menurun drastis kalau tinggi terus harganya, lama-lama kita merugi dan bisa tutup kiosnya," tutup dia.
Sebelumnya Menko Perekonomian Hatta Rajasa berjanji akan membuka keran impor daging sapi selebar-lebarnya. Dengan begitu, harga daging sapi bisa turun menjadi Rp 76.000 per kilogram.
Merdeka.com
Title : Harga daging sapi masih tinggi, pedagang batasi stok penjualan
Posted by :
Published : 2013-04-20T23:17:00-07:00
Posted by :
Published : 2013-04-20T23:17:00-07:00