TOKYO - Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe mengatakan
pada parlemen, dirinya sama sekali tidak yakin bahwa pendudukan Jepang
di negara Asia pada Perang Dunia II, sama halnya dengan invasi. Abe
menegaskan, negara lain memang memiliki pandangan berbeda mengenai hal
itu.
"Ini akan bergantung pada sudut pandang negara-negara lain," ujar Abe, ketika menyinggung permintaan maaf mantan Perdana Menteri Tomiichi Murayama ke negara Asia lainnya pada 1995, seperti dikutip Chosun Ilbo, Rabu (24/4/2013).
Seperti diketahui, Jepang menduduki Korea dari 1919 hingga 1945, dan menyerang China serta negara-negara Asia tenggara lainnya. Pada 1995, Murayama pun meminta maaf pada negara-negara Asia atas perilaku Jepang di era Perang Dunia II yang diklaim agresif. Saat itu pulalah, kelompok sayap kanan Jepang mulai menjauhkan diri dari Murayama.
Abe menegaskan kembali, dirinya tidak terikat dengan pernyataan Murayama mengenai masalah itu. Menurutnya, konstitusi pasifis Jepang dirancang bersama pihak yang disebut Abe sebagai "negara yang menduduki negara lain."
"Konstitusi yang menyuarakan keinginan negara dalam perdamaian dan menjunjung politik non-agresi, sama saja dengan menyerahkan tanggung jawab keamanan warga kita ke negara lain," tegasnya.
Para pengamat langsung mengecam pernyataan Abe. Menurut salah seorang akademisi di Universitas Yonsei, pernyataan itu sangatlah konyol dan sama saja dengan memandang invasi Adolf Hitler ke Jerman sebagai tindakan yang "bukan perang."
Sikap politisi Jepang dari partai konservatif belakangan ini juga terlihat agresif. Kemarin, 168 anggota Parlemen Jepang nekat mengunjungi Kuil Yasukuni yang menjadi simbol penghormatan jendral-jendral Jepang era Perang Dunia II.
China dan Korea Selatan (Korsel) mengecam kunjungan itu. Mereka menganggap Negeri Sakura menghormati para penjahat perang yang sudah menyengsarakan negara-negara Asia lainnya.
Okezone.com
"Ini akan bergantung pada sudut pandang negara-negara lain," ujar Abe, ketika menyinggung permintaan maaf mantan Perdana Menteri Tomiichi Murayama ke negara Asia lainnya pada 1995, seperti dikutip Chosun Ilbo, Rabu (24/4/2013).
Seperti diketahui, Jepang menduduki Korea dari 1919 hingga 1945, dan menyerang China serta negara-negara Asia tenggara lainnya. Pada 1995, Murayama pun meminta maaf pada negara-negara Asia atas perilaku Jepang di era Perang Dunia II yang diklaim agresif. Saat itu pulalah, kelompok sayap kanan Jepang mulai menjauhkan diri dari Murayama.
Abe menegaskan kembali, dirinya tidak terikat dengan pernyataan Murayama mengenai masalah itu. Menurutnya, konstitusi pasifis Jepang dirancang bersama pihak yang disebut Abe sebagai "negara yang menduduki negara lain."
"Konstitusi yang menyuarakan keinginan negara dalam perdamaian dan menjunjung politik non-agresi, sama saja dengan menyerahkan tanggung jawab keamanan warga kita ke negara lain," tegasnya.
Para pengamat langsung mengecam pernyataan Abe. Menurut salah seorang akademisi di Universitas Yonsei, pernyataan itu sangatlah konyol dan sama saja dengan memandang invasi Adolf Hitler ke Jerman sebagai tindakan yang "bukan perang."
Sikap politisi Jepang dari partai konservatif belakangan ini juga terlihat agresif. Kemarin, 168 anggota Parlemen Jepang nekat mengunjungi Kuil Yasukuni yang menjadi simbol penghormatan jendral-jendral Jepang era Perang Dunia II.
China dan Korea Selatan (Korsel) mengecam kunjungan itu. Mereka menganggap Negeri Sakura menghormati para penjahat perang yang sudah menyengsarakan negara-negara Asia lainnya.
Okezone.com
Title : PM Jepang: Negara Kami Tidak Menginvasi Tetangga
Posted by :
Published : 2013-04-24T20:24:00-07:00
Posted by :
Published : 2013-04-24T20:24:00-07:00