Candi Tertua Di Provinsi Jawa timur


Candi yang terletak di Desa Karangwidoro, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang tersebut oleh penduduk setempat dinamakan Candi Badut. Alasannya, di sekililing candi ditumbuhi oleh pohon Badut (sejenis pohon nangka) yang sampai saat ini dijadikan sebagai nama dusun dimana candi tersebut berada. 

Sedangkan menurut Prof. Dr. R. Ng. Poerbatjaraka, kata Badut tersebut diambil dari nama kecil Prabu Gajayana, Raja Kerajaan Kanjuruhan yang merupakan pendiri dari candi tersebut yaitu Liswa. Liswa menurut bahasa Jawa kuno adalah pelawak atau badut. Menurut Van der Muelen, nama badut sendiri diambil dari perbandingan dengan Candi Mendut. Ba adalah Bintang Agastya, sedangkan Dyut merupakan sinar atau cahaya.

Sehingga Badyut berarti cahaya bintang Rsy Agastya. Rsy Agastya merupakan Rsy yang diagung-agungkan oleh Raja Gajayana. Sedangkan kata Mendut terdiri dari kata Men yang berarti sorot dan Dyut adalah cahaya.

“Candi Badut ini pertama kali ditemukan oleh orang Belanda yaitu Maureen Brecher yang merupakan Pamong Praja pada masa penjajahan Belanda pada tahun 1921 Masehi. Sedangkan ditahun 1925 – 1926 ditugaskan seorang ahli purbakala yang namanya B. De Haan untuk menindak lanjuti hal tersebut.
Penampakan Candi badut dari sisi barat (depan) dan utara.

Dulunya tempat tersebut merupakan gundukan tanah seperti bukit. Setelah digali, De Haan sendiri hampir putus asa dikarenakan batunya banyak yang hilang. Pada akhirnya De Haan membongkar seluruhnya atau bina partial sampai ke dasar pondasinya, lalu disusun kembali sehingga mencapai sekelumit saja.

 Dan dilanjutkan oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jawa Timur yang bekerjasama dengan dengan Dinas Purbakala Mojokerto pada tahun 1990 – 1993 sehingga mencapai seperti yang sekarang ini termasuk juga taman yang ada disekeliling candi,” papar Jayadi (48) warga desa Sumberejo, selaku juru pelihara Candi Badut.

Jayadi menuturkan, bahwa Candi Badut tersebut merupakan candi yang tertua di Jawa Timur setelah Candi Songgoriti yang berada di Kota Batu. “Disekitar sini ada Candi Besuki yang terdapat di Karangbesuki, yang jaraknya kira-kira 1 kilometer dari Candi Badut, karena disitu ada tanda-tanda ditemukannya Arca Agastya. Meskipun tinggal pondasinya saja tapi penting buat riset. Selama ini informasi tentang Candi Badut dan Candi Besuki sangat kurang, ini kan merupakan candi tertua di Jawa Timur jadi sangat sayang kalau tidak dikenal oleh masyrakat luas, justru yang sering dikenal itu adalah peninggalan Kerajaan Singosari dan Majapahit,” tutur Jayadi.

Tujuan candi yang berdiri pada abad 8 atau 622 Saka (760 M) ini menurut prasasti Dinoyo adalah untuk memberantas penyakit yang disebabkan oleh rasa malas. “Dengan didirikannya Candi Badut ini yang terdapat di prasasti Dinoyo pada bait keempat bahwa dibangun sebuah kuil untuk memberantas penyakit yang menghilangkan semangat. Dan sifatnya candi ini digunakan untuk pemujaan para umat Hindu, jadi bukan makam,” tambah Jayadi.

Candi Badut tidak memiliki relief, lanjut  Jayadi, gaya bangunannya seperti itu, seperti Candi Gedung Songo yang berada di lereng Dieng, menurut rekontruksi diatas kertas demikian jadinya. Jadi tidak ada motif yang menggambarkan relief sebuah cerita. Tidak seperti Candi Prambanan dan Borobudur yang memiliki relief di dindingnya.

Dinding Candi Badut, yang menggambarkan bangunan candi pada abad 8 tidak adanya ukiran relief pada dinding candi tersebut.
Jadi untuk Candi Badut merupakan ciri khas candi pada abad itu. Kakinya yang polos, pada dindingnya ada hiasan bunga kertas, dan bentuknya yang tambun tidak ramping.

Kalau Candi Singosari memiliki bangunan yang ramping dan meruncing tidak persegi seperti Candi Badut.
Bagian-bagian Candi Badut
Pada pintu penampil Candi Badut ada hiasan Kala dan Makara yang diyakini sebagai penolak kekuatan jahat, dan Kala-nya tanpa rahang bawah sedangkan di Candi Singosari Kala lengkap kepala ada rahang bawahnya.'

Dahulunya, Candi Badut dikelilingi oleh tembok batu yang sekarang sudah menghilang samasekali. Candi utama menghadap barat, dan di depannya terdapat tiga Candi Perwara yang sekarang hanya tinggal pondasinya saja.

Pada Candi Perwara, bagian tengah dulu terdapat Arca Nandi (lembu atau kendaraannya Siwa Maha Guru), sedangkan dua candi yang ada di utara dan selatannya terdapat lingga dan yoni. Sekarang lingga dan yoni tersebut berada disisi selatan halaman Candi Badut.

Di halaman candi sebelah utara dan selatan terdapat dua batu berbentuk kubus dengan sebuah lubang secara vertikal persegi empat. Sama dengan yang lain, Candi Badut dibagi menjadi tiga bagian yaitu bagian kaki Candi (Upapitha) yang disebut Bhurloka, merupakan gambaran dunia manusia, bagian tubuh candi (Vimana) disebut Bwarloka, gambaran alam antara, dan puncak (Shikara) disebut (Swahloka), merupakan gambaran alam sorgawi tempat para dewa bersemayam.

Pada pintu masuk Candi Badut yang terletak pada sisi barat terdapat tangga, dimana pada sisi kiri dan kanan pintu tersebut terdapat hiasan kepala kala yang menjulurkan lidahnya kebawah membentuk lengkung makara. Sedangkan sisi samping kiri dan kanan tangga naik terdapat hiasan dua ekor burung kinara dan kinari yang berwujud burung berkepala manusia.

“Disebalah kiri dan kanan pintu masuk utama candi tersebut ada dua relung, relung sebelah kanan pintu masuk terdapat arca Nandisiwara, sedangkan sebelah kirinya ada arca Mahakala. Kalau kita berjalan sesuai dengan arah jarum jam, di relung dinding sebelah barat atau pintu masuk ada Nandisiwara dan Mahakala, sedangkan relung sebelah utara terdapat arca Dewi Durga Mahesasuramardhini, disebelah timur atau bagian belakang candi mestinya ada arca Ganesha, dan sedangkan direlung relung sebelah selatan mestinya isinya ada arca Rsi Agastya atau sering pula disebut sebagai Siwa Mahaguru,” papar Jayadi.

Tubuh dari Candi Badut sendiri berbentu persegi dengan ukuran 7,50 x 7,40 meter dengan tinggi 3,62 meter. “Dulunya Candi Badut kurang lebih 14 meter, tapi sekarang tinggal tidak utuh,” kata Jayadi.
Sekarang saatnya memasuki bagian dalam Candi Badut, di dalam ruangan sekarang tinggal sebuah kesatuan dari Lingga dan Yoni sebagai lambang kesuburan, selain itu juga merupakan perwujudan atas kehadiran Dewa Siwa (lingga) dan Caktinya (istrinya) Dewi Parwati. Di dalam ruang utama ini juga terdapat lima relung kosong yang diduga dahulu sebagai tempat Arca dewa.

Agar peninggalan bersejarah tersebut terawat dengan baik, maka candi yang dikelolah oleh Balai Pelestarian dan Cagar Budaya ini sudah ada 3 orang petugas yang setiap harinya ada di tempat tersebut antara lain Jayadi, Hari Kusno, dan Arip. |

thumbnail Title : Candi Tertua Di Provinsi Jawa timur
Posted by : Unknown
Published : 2013-05-04T21:19:00-07:00
Rating : 5
Reviewer : 99999 Reviews

1 komentar:

aku kira namanya Candi Mendut -_-

Balas