Anak yang fisiknya kurang aktif tidak cuma berisiko menderita
hipertensi, diabetes, dan gangguan pembuluh koroner. Mereka ternyata
juga rentan mengalami penurunan kinerja motorik, yang memengaruhi fungsi
kognitif dan kemampuan akademiknya. Demikian menurut hasil sebuah
penelitian terbaru yang dimuat jurnal Psychological Today.
Masa sebelum masuk sekolah (preschool) kerap disebut golden age
bagi perkembangan motorik anak. Dalam rentang usia 3-5 tahun, anak
harus belajar dan berlatih kemampuan motorik penting, seperti berlari,
melompat, melempar, dan menangkap. Skill ini membimbing anak mempelajari gerakan otot lainnya yang lebih rumit.
Menurut laman educlime.com, pengalaman mempelajari gerakan
motorik yang sulit berdampak penting bagi motivasi dan pencapaian
akademis di sekolah. Fungsi motorik pada tahun pertama kehidupan anak
berhubungan dengan proses mempelajari bahasa, kemampuan akademik dasar
dan akademik secara keseluruhan.
Untuk membuktikan hal ini, peneliti mempelajari hubungan antara kebugaran jantung (kardiovaskuler), kinerja motorik, serta skill membaca dan matematika pada anak-anak. Tim peneliti asal Finlandia melibatkan 147 anak sebagai responden.
Studi ini adalah bagian dari Physical Activity and Nutrition (Panic)
Study di University of Eastern Finlandia. Dalam studi ini, peneliti
membandingkan kebugaran kardiovaskuler dan kinerja motorik saat anak
duduk di kelas satu dengan kemampuan membaca plus matematika saat mereka
duduk di kelas satu hingga tiga. Riset berfokus pada efek peningkatan
aktivitas fisik, pola makan yang lebih baik, dan faktor umum yang
memengaruhi kesehatan dan kinerja motorik.
Peneliti menemukan, anak yang hasil uji kelincahan dan kemampuan
manualnya buruk menunjukkan kinerja motorik yang rendah pada kelas
pertama. Mereka juga memiliki nilai kemampuan membaca dan matematika
yang lebih rendah pada saat duduk di kelas hingga kelas tiga
dibandingkan teman sebaya yang menujukkan kinerja motorik lebih baik.
Hasil penelitian juga menunjukkan, anak di kelas tiga yang memiliki
kinerja motorik rendah ternyata juga memiliki kemampuan serupa pada
membaca dan menghitung. Hasil ini lebih buruk dibandingkan anak lain di
kelas yang sama.
Dalam penelitian ini, tidak ditemukan hubungan antara kebugaran
kardiovaskuler dan kemampuan akademis anak. Hasil riset ini sekaligus
menggarisbawahi pentingnya kemampuan motorik dan bergerak dibanding
kebugaran kardiovaskuler untuk kesuksesan akademis anak.
Hasil serupa ternyata juga diperoleh pada riset sebelumnya yang diterbitkan Journal of School Health.
Dalam riset ini, peneliti menguji hubungan antara kesehatan fisik dan
keberhasilan di bidang akademik. Studi dilakukan terhadap siswa tingkat
4-8 selama tahun ajaran 2004 dan 2005.
Siswa yang memiliki kemampuan cukup baik dalam membaca dan dalam hal
matematika ternyata berpartisipasi dalam kegiatan atletik, terlepas dari
jenis kelamin dan etnisnya. Hasil penelitian ini memperkuat pendapat
yang mengatakan aktivitas fisik akan meningkatkan kemampuan akademis
anak.
Sumber: http://health.kompas.com
Title : Akibat Kurang Gerak Pada Anak
Posted by :
Published : 2013-10-31T01:33:00-07:00
Posted by :
Published : 2013-10-31T01:33:00-07:00